Tears Spring in korea Pengarang: Dwi Andhika
Ada seorang perempuan, sebut saja
namanya “Jeongsin” , sebuah nama yang berarti semangat , ruh kehidupan, karena
Ia telah mengubah hidup Dwi Andhika dan membuat Dwi Andhika tertunduk kalah
pada takdir.
Sepulangnya
ia dari Korea Dwi Andhika pun berubah, segala kegiatannya berantakan bahkan ia
sering merubah-rubah warna rambutnya dan mem-piercing bibir dan lidahnya, berat badannya pun naik drastis bagai
orang yang sangat depresi.
11 bulan yang lalu....
Berawal
dari pertengkaran Dwi Andhika dengan kekasihnya chika jessica karena kesalah
pahaman, mereka pun harus break untuk sementara.
Kemudian Dwi Andhika mendapatkan
pekerjaan ke Korea untuk melakukan liputan acara di sana, tetapi Tuhan
menghadirkan cinta melalui cara-NYA yang rahasia.
Saat ia tengah menikmati suasana
malam di Korea Ia tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis yang menjadi
pelayan di kedai tempat Ia sedang bersantai.
Setelah larut malam ia kembali ke
hotelnya yang tidak jauh dari kedai itu namun saat sedang berjalan pulang
menuju hotel, ia dihadang oleh preman. namun gadis yang menjadi pelayan kedai
itu menolongnya dan setelah itu merekapun saling berkenalan, Merekapun membuat
janji untuk betemu keesokan harinya.
Keesokan harinya mereka bertemu untuk
berjalan mengelilingi Korea, mereka seharian berjalan-jalan, mereka pergi ke
istana Changdeok dan Lotte world dan beberapa tempat lainnya.
Dwi Andhika merasakan perasaan
sangat nyaman saat bersama dan saat tengah mengobrol, Jeongsin menceritakan
keinginannya ke Bali dan sebuah batu keberuntungan pemberian neneknya yang
sangat berharga.
Kemudian
Jeongsin mengajak Dwi Andhika untuk melihat sebuah pertunjukan mereka berlarian
untuk dapat melihat pertunjukan itu namun ternyata pertunjukan telah selesai.
Namun
tiba-tiba jeongsin merasakan sakit di perutnya kemudian dengan keinginan dari
Jeongsin sendiri Dwi Andika mengantarkan Jeongsin ke rumahnya untuk meminum
obat yang ada dirumahnya. Karena hari telah malam akhirnya Dwi Andhika pun menginap
di sana.
Kesokan
harinya , Dwi Andhika berencana kembali ke jakarta ia kesiangan dan akhirnya
Dwi Andhika bergegas kembali ke hotelnya dan berjanji akan menemui jeongsin
kembali suatu saat nanti.
Namun setelah sekian lama meninggalkan Korea
dan hanya berhubungan dengan Jeongsin melalui E-mail, Dwi Andhika merasa heran
karena hampir 2 bulan Jeongsin tidak membalas E-mailnya Ia merasakan rindu yang
teramat kepada Jeongsin, rindu yang bahkan ia tak rasakan saat bersama
kekasihnya sendiri.
Ia merasa bingung apakah ini
hanya cinta sementara atau Jeogsin lah tulang rusuknya, Dwi Andhika merasa
tidak beruntung dengan kisah cintannya yang selalu berakhir menyakitkan.
Karena
hampir 1 bulan seperti orang linglung akhirnya Dwi Andika menceritakan semua
pada sahabatnya Ricky dan Yova, Yova pun memberikan saran. Jika Ia memang
mencintai Jeongsin kenapa Ia tidak kembali saja ke Korea?, Dwi Andhika pun
merasa ia memang harus mencari potongan” puzzle
kehidupannya” itu, akhirnya Ia
bersiap untuk kembali ke Korea keesokan harinya.
Perjalanan dari Jakarta Ke Korea
membuatnya kelelahan dan akhirnya membuatnya tertidur di hotel yang sama saat
ia pertama kali ke korea. Ia memilih hotel itu karena tempatnya tidak jauh dari
kedai tempat Jeongsin bekerja.
Saat
hari telah malam ia pun bergegas menuju kedai itu namun ia tidak menemukan
Jeongsin, ia mencoba bertanya kepada pelayan di sana namun Jeongsin telah
berhenti.
Dwi
Andhika pun mencoba mencari ke Jeongsin ke alamat yang di berikan pelayan di
kedai itu setelah mencarinya ia hanya mendapat sebuah alamat baru yaitu rumah
Jeongsin di pulau Jeju.
Ia
menemukan sebuah rumah singgah, dan ia bertemu seorang wanita yang ternyata
ibunya Jeongsin dan Dwi Andhik akhirnya menceritakan kisahnya dengan Jeongsin,
ibu Jeongsin akhirnya mengantarkan Dwi Andhika ke kamar Jeongsin
Namun
ia merasa sangat terkejut saat mengetahui Jeongsin mengalami gagal jantung,
wajahnya sangat pucat dan tidak bersemangat. Jeongsin merasa kaget dengan
kehadiran Dwi Andhika dan Jeongsin merasa kembali bersemangat.
Beberapa
hari Dwi Andhika menemani Jeongsin sebelum ia melakukan cuci darah, mereka
selalu bersama-sama, namun Jeongsin kembali merasa putus asa dan Jeongsin ingin
Dwi Andhika untuk melupakannya.namun Dwi Andhika merasa tidak sanggup
melakukannya.
Jeongsin
telah berulang kali pingsan dan mimisan bahkan hingga kritis, namun ia masih
bisa betahan. rambutnya pun semakin tipis karena rontok, kulitnya pun seperti
lebam karena penyakit itu, semakin lama tubuh Jeongsin semakin lemah.
Namun saat hari Jeongsin cuci darah keadaannya semakin memburuk ,
akhirnya takdir telah mengambil “puzzle kehidupan” yang selama ini dicari Dwi Andhika, Jeongsin
pergi membawa kisah yang mungkin tak pernah mereka bayangkan akan terjadi
majas majas nya dong kak
BalasHapusdan pesan moralnya apa
BalasHapusPesan moral?
BalasHapus