Sabtu, 11 Oktober 2014

Sinopsis Novel Cinta : Tears spring in korea



Tears Spring in korea                Pengarang: Dwi Andhika
          Ada seorang perempuan, sebut saja namanya “Jeongsin” , sebuah nama yang berarti semangat , ruh kehidupan, karena Ia telah mengubah hidup Dwi Andhika dan membuat Dwi Andhika tertunduk kalah pada takdir.
Sepulangnya ia dari Korea Dwi Andhika pun berubah, segala kegiatannya berantakan bahkan ia sering merubah-rubah warna rambutnya dan mem-piercing bibir dan lidahnya, berat badannya pun naik drastis bagai orang yang sangat depresi.
11 bulan yang lalu....
Berawal dari pertengkaran Dwi Andhika dengan kekasihnya chika jessica karena kesalah pahaman,  mereka pun harus break untuk sementara.
            Kemudian Dwi Andhika mendapatkan pekerjaan ke Korea untuk melakukan liputan acara di sana, tetapi Tuhan menghadirkan cinta melalui cara-NYA yang rahasia.
            Saat ia tengah menikmati suasana malam di Korea Ia tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis yang menjadi pelayan di kedai tempat Ia sedang bersantai.
            Setelah larut malam ia kembali ke hotelnya yang tidak jauh dari kedai itu namun saat sedang berjalan pulang menuju hotel, ia dihadang oleh preman. namun gadis yang menjadi pelayan kedai itu menolongnya dan setelah itu merekapun saling berkenalan, Merekapun membuat janji untuk betemu keesokan harinya.
            Keesokan harinya mereka bertemu untuk berjalan mengelilingi Korea, mereka seharian berjalan-jalan, mereka pergi ke istana Changdeok dan Lotte world dan beberapa tempat lainnya.
            Dwi Andhika merasakan perasaan sangat nyaman saat bersama dan saat tengah mengobrol, Jeongsin menceritakan keinginannya ke Bali dan sebuah batu keberuntungan pemberian neneknya yang sangat berharga.
Kemudian Jeongsin mengajak Dwi Andhika untuk melihat sebuah pertunjukan mereka berlarian untuk dapat melihat pertunjukan itu namun ternyata pertunjukan telah selesai.
Namun tiba-tiba jeongsin merasakan sakit di perutnya kemudian dengan keinginan dari Jeongsin sendiri Dwi Andika mengantarkan Jeongsin ke rumahnya untuk meminum obat yang ada dirumahnya. Karena hari telah malam akhirnya Dwi Andhika pun menginap di sana.
Kesokan harinya , Dwi Andhika berencana kembali ke jakarta ia kesiangan dan akhirnya Dwi Andhika bergegas kembali ke hotelnya dan berjanji akan menemui jeongsin kembali suatu saat nanti.
   Namun setelah sekian lama meninggalkan Korea dan hanya berhubungan dengan Jeongsin melalui E-mail, Dwi Andhika merasa heran karena hampir 2 bulan Jeongsin tidak membalas E-mailnya Ia merasakan rindu yang teramat kepada Jeongsin, rindu yang bahkan ia tak rasakan saat bersama kekasihnya sendiri.
              Ia merasa bingung apakah ini hanya cinta sementara atau Jeogsin lah tulang rusuknya, Dwi Andhika merasa tidak beruntung dengan kisah cintannya yang selalu berakhir menyakitkan.            
Karena hampir 1 bulan seperti orang linglung akhirnya Dwi Andika menceritakan semua pada sahabatnya Ricky dan Yova, Yova pun memberikan saran. Jika Ia memang mencintai Jeongsin kenapa Ia tidak kembali saja ke Korea?, Dwi Andhika pun merasa ia memang harus mencari potongan” puzzle kehidupannya”  itu, akhirnya Ia bersiap untuk kembali ke Korea keesokan harinya.
            Perjalanan dari Jakarta Ke Korea membuatnya kelelahan dan akhirnya membuatnya tertidur di hotel yang sama saat ia pertama kali ke korea. Ia memilih hotel itu karena tempatnya tidak jauh dari kedai tempat Jeongsin bekerja.
Saat hari telah malam ia pun bergegas menuju kedai itu namun ia tidak menemukan Jeongsin, ia mencoba bertanya kepada pelayan di sana namun Jeongsin telah berhenti.
Dwi Andhika pun mencoba mencari ke Jeongsin ke alamat yang di berikan pelayan di kedai itu setelah mencarinya ia hanya mendapat sebuah alamat baru yaitu rumah Jeongsin di pulau Jeju.
Ia menemukan sebuah rumah singgah, dan ia bertemu seorang wanita yang ternyata ibunya Jeongsin dan Dwi Andhik akhirnya menceritakan kisahnya dengan Jeongsin, ibu Jeongsin akhirnya mengantarkan Dwi Andhika ke kamar Jeongsin
Namun ia merasa sangat terkejut saat mengetahui Jeongsin mengalami gagal jantung, wajahnya sangat pucat dan tidak bersemangat. Jeongsin merasa kaget dengan kehadiran Dwi Andhika dan Jeongsin merasa kembali bersemangat.
Beberapa hari Dwi Andhika menemani Jeongsin sebelum ia melakukan cuci darah, mereka selalu bersama-sama, namun Jeongsin kembali merasa putus asa dan Jeongsin ingin Dwi Andhika untuk melupakannya.namun Dwi Andhika merasa tidak sanggup melakukannya.
Jeongsin telah berulang kali pingsan dan mimisan bahkan hingga kritis, namun ia masih bisa betahan. rambutnya pun semakin tipis karena rontok, kulitnya pun seperti lebam karena penyakit itu, semakin lama tubuh Jeongsin semakin lemah.
Namun saat hari Jeongsin cuci darah keadaannya semakin memburuk , akhirnya takdir telah mengambil  puzzle kehidupan”  yang selama ini dicari Dwi Andhika, Jeongsin pergi membawa kisah yang mungkin tak pernah mereka bayangkan akan terjadi

3 komentar: